Sabtu, 30 April 2011

North American F-86 Sabre

Setelah kemarin kita membahas Mig-15 "Fagot" sekarang kita akan membahas musuh Mig-15 pada saat perang korea. Mau tau siapa musuhnya? mau tau? ini dia F-86 Sabre.


                           F-86 dalam formasi udara



F-86 Sabre adalah salah satu jet tempur generasi awal yang sukses baik secara operasional maupun secara komersial. Jet tempur ini dibuat oleh North American sebanyak 9.860 unit dalam berbagai varian dan digunakan oleh sekitar 25 negara. F-86 juga dibuat secara lisensi sebanyak 1.815 unit oleh Canadair dan 112 unit oleh CAC Australia. Sabre buatan CAC Australia dikenal dengan nama Avon Sabre atau CA-27 dan varian inilah yang diterima oleh TNI-AU melalui program Garuda Bangkit pada tahun 1973-1975.

Pengembangan F-86 sebetulnya sudah dimulai pada tahun 1944 sebagai jet tempur straight wing. Namun kemudian desain jet tempur ini diubah menjadi swept wing setelah para insinyur North American mempelajari sejumlah data hasil peneletian pengembangan pesawat-pesawat tempur Jerman yang berhasil direbut AS setelah Perang Dunia II berakhir. Dengan desain swept wing tersebut, F-86 terbang pertama kali pada tanggal 1 Oktober 1947 dan mampu menembus kecepatan suara pada saat melakukan shallow dive, walaupun hal tersebut tidak mungkin dilakukan pada saat level flight.



Mulai digunakan Angkatan Udara AS pada tahun 1949, F-86 Sabre menjadi lawan tangguh MiG-15 dalam Perang Korea. Dari 41 orang ace AS dalam Perang Korea, sebanyak 40 di antaranya menjadi ace dengan menggunakan F-86 Sabre (satu-satunya ace AS dalam Perang Korea yang tidak menggunakan F-86 Sabrea adalah Letnan Guy Pierre Bordelon Jr dari Angkatan Laut AS. Bordelon adalah pilot F4U-5N Corsair dan sekaligus menjadi satu-satunya ace AS dalam Perang Korea yang tidak menggunakan pesawat jet. Top ace AS dalam Perang Korea adalah Kapten Joseph Mc Connell dari Angkatan Udara AS yang berhasil menembak jatuh 16 MiG-15). Pihak AS sendiri mengklaim bahwa selama Perang Korea F-86 Sabre berhasil menembak jatuh 792 MiG-15 dan hanya kehilangan 78 Sabre dalam pertempuran udara di Korea. Namun Uni Soviet sendiri mengklaim 600 Sabre berhasil ditembak jatuh oleh MiG-15 dalam perang tersebut.




Setelah Perang Korea, F-86 kembali berhadapan dengan MiG-15 dalam konflik di selat Taiwan pada tahun 1958. Dalam konflik tersebut, Angkatan Udara Taiwan yang menggunakan F-86F Sabre harus menghadapi Angkatan Udara Cina yang diperkuat MiG-15 dan MiG-17. Pada konflik tersebut untuk pertama kalinya digunakan rudal udara ke udara AIM-9 Sidewinder. Konflik berakhir dengan gencatan senjata setelah 44 hari pertempuran. Angkatan Udara Taiwan mengklaim berhasil menembak jatuh 31 MiG Cina dalam konflik tersebut. 




Selain AS dan Taiwan, Pakistan juga menggunakan F-86 Sabre dalam jumlah besar dan menggunakannya dalam perang dengan India di tahun 1965 dan tahun 1971. Dalam perang tahun 1965, F-86 Sabre Pakistan cukup sukses menghadapi AU India yang menggunakan Hakwker Hunter. Setidaknya 15 pesawat India menjadi korban Sabre AU Pakistan dan Muhammad Mahmood Alam dari AU Paksitan menjadi top ace dalam perang tersebut. Namun dalam perang tahun 1971 F-86 Sabre harus mengakui ketangguhan AU India yang menggunakan MiG-21. 




Selain sebagai pesawat tempur, Sabre juga handal digunakan sebagai pesawat aerobatik. Tim aerobatik Blue Impulse dari Pasukan Bela Diri Udara Jepang menggunakan pesawat ini dari tahun 1960 sampai dengan tahun 1981. TNI-AU juga sempat menggunakan pesawat ini dalam tim aerobatik Spirit 78.



                                 F-86 Sabre milik AURI


Angkatan Udara AS menggunakan Sabre sampai dengan tahun 1965. Angkatan Udara Bolivia menjadi pengguna terakhir Sabre dan baru mempensiunkan pesawat ini pada tahun 1994.


Specifications (F-86F)
Crew : 1
Powerplant : 1 x 26.3kN / 5,910 lb-thrust General Electric J47-GE-27 turbojet engine
Length : 11.40m
Wingspan : 11.30m
Height : 4.50m
Weight empty : 5,046 kg
Maximum take-off weight : 8,234 kg
Maximum speed : 1,091 km/h
Range : 1,344 km
Service ceiling : 15,100m
Armament : 6 x 12.7mm machine guns and up to 2,400 kg of bombs or rockets.

2 komentar: